Program imunisasi adalah kegiatan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu. Seseorang yang kebal (resisten) terhadap suatu penyakit, belum tentu kebal terhadap penyakit lainnya.
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi biasanya dilakukan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh melalui suntikan atau diteteskan melalui mulut.
Jenis-jenis imunisasi, antara lain sebagai berikut.
- Imunisasi BCG (bacillus calmette guerin) untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan kepada bayi yang baru lahir sampai usia kurang dari dua bulan.
- Imunisasi hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (infeksi organ hati). Vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali, yaitu 12 jam setelah lahir, saat bayi berumur 1 bulan, dan usia 3-6 bulan.
- Imunisasi polio untuk mencegah penyakit poliomielitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi polio di Indonesia dilakukan dengan cara meneteskan vaksin sabin sebanyak 2 tetes sebanyak 4 kali, yaiti saat setelah bayi lahir, umur 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini diulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun.
- Imunisasi DPT untuk mencegah tiga macam penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Vaksin diberikan saat bayi berusia lebih dari 6 minggu, 4 bulan, dan 6 bulan. Pemberian vaksin diulang pada usia 18 bulan, 5 tahun, dan usia 12 tahun dengan vaksin DT (difteri tetanus) atau TT (tetanus toksoid) dalam program BIAS (bulan imunisasi anak sekolah).
- Imunisasi campak diberikan pertama kali saat anak berusia 9 bulan. Vaksin campak-2 diberikan saat anak berusia 6 tahun melalui program BIAS.
- Imunisasi Hib (haemophilus influenzae tipe B) untuk mencegah penyakit meningitis (radang selaput otak). Vaksin Hib diberikan mulai usia 2 bulan dengan jarak pemberian dari vaksin pertama ke vaksin berikutnya adalah 2 bulan.
- Imunisasi MMR untuk mencegah penyakit gondongan (mumps), campak (measles), dan campak Jerman (rubella). Vaksin dapat diberikan pada anak usia 12 bulan apabila belum mendapatkan imunisasi campak ketika berusia 9 bulan. Imunisasi diulang saat anak berusia 6 tahun.
- Imunisasi hepatitis A untuk mencegah penyakit hepatitis A yang menyerang organ hati. Vaksin dapat diberikan pada anak berusia di atas 2 tahun, diberikan sebanyak dua kali dengan interval 6-12 bulan.
- Imunisasi tifoid untuk mencegah penyakit demam tifoid (tifus). Vaksin dapat diberikan pada anak berusia di atas 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.
- Imunisasi PCV (pneumococcal vaccine) untuk mencegah penyakit radang selaput otak, infeksi darah, dan radang paru-paru. Vaksin dapat diberikan sejak anak berusia 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin keempat saat berusia 12-15 bulan atau setelah berusia 2 tahun.
- Imunisasi varisela untuk mencegah penyakit cacar air. Vaksin dapat diberikan hanya satu kali pada anak berusia 12 tahun. Namun, jika anak sudah berusia di atas 12 tahun, vaksin dapat diberikan dua kali dengan interval 1-2 bulan.
- Imunisasi influenza untuk mengurangi risiko terkena penyakit flu. Imunisasi influenza dapat dilakukan setiap tahun karena vaksin berubah dari tahun ke tahun mengingat virus influenza bermutasi sangat cepat. Pemberian vaksin melalui suntikan atau semprotan ke hidung (nasal spray).
Semoga bermanfaat